Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman (Biopestisida)

Ulat (larva) serangga merupakan salah satu dari sekian banyak hama pada tanaman yang dapat menggagalkan hasil panen pertanian, sehingga perlu dikurangi jumlahnya.

Adapun cara yang paling aman pemberantasan hama yang aman dan ramah terhadap lingkungan adalah menggunakan agen hayati (biopestisida), artinya menggunakan mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit (patogen) bagi hama tersebut. Contohnya yaitu menggunakan bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) dan bakteri dari jenis Bacillus popilliae.

Mikroba dari bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) mampu menghasilkan senyawa biokimia delta-endotoksin berupa racun (toksin) protein kristal yang dapat mematikan hama.  Bakteri tersebut dicampurkan dengan cairan sebagai perekat, kemudian disemprotkan pada tanaman yang terinfeksi oleh hama maupun penyakit pada tanaman.

Jika ulat (hama) memakan daun yang sudah disemprot cairan yang mengandung spora dan toksin kristal Bt, maka kemudian toksin kristal Bt akan bekerja aktif dengan cara mengikat reseptor khusus pada membran usus ulat, kemudian ulat akan berhenti makan, muntah-muntah, atau kotorannya menjadi lebih encer/berair/mengalami diare. Beberapa jam kemudian, maka ulat-ulat/hama akan mengalami degradasi, spora Bt dan bakteri usus masuk ke dalam rongga tubuh ulat . Sekitar 1 hingga 2 hari ulat akan keracunan, berhenti bergerak, warna kulitnya akan nampak cokelat gelap lesu, dan pada akhirnya akan mati.

Tanaman Terong Terserang Hama Ulat Penggegrek
Tanaman Terong Terserang Hama Ulat Penggegrek, Photo Original by: Wahid Priyono (Guruilmuan)

Beberapa jenis tanaman yang sering dilakukan penyemprotan dengan Bt adalah tanaman jagung, yang jika tanaman tersebut disemprotkan Bt, maka ulat-ulat penggerek akan musnah. Bakteri Bt juga aktif bekerja untuk membunuh ngengat pada buah apel, kol (kubis), brokoli, pir, terong, stobery, kentang, maupun wortel dan tanaman hortikultura jenis lainnya.

Berikut ini ada beberapa varietas bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) komersial (yang diperdagangkan), anatara lain yakni sebagai berikut:

  • Bacillus thrungiensis varietas israelensis, yang mampu membunuh larva nyamuk dan juga lalat hitam;
  • Bacillus thrungiensis varietas kurstaki, yang mampu mematikan berbagai jenis hama ulat yang menyerang tanaman pertanian;
  • Bacillus thrungiensis varietas aizawai, sangatlah efektif membunuh larva ngengat, terutama larva ngengat diamonback (Plutella xylostella) pada tanaman kubis (kol);
  • Bacillus thrungiensis varietas tenebrionis, sangat efektif untuk membunuh kumbang kentang Colorado (Leptinotarsa decemlineata) dan juga larva kumbang daun dan hama penggerek;
Selain pemanfaatan bakteri Bacillus thrungiensis (Bt) dalam dunia bioteknologi pertanian, ada juga beberapa jenis agen hayati (biopestisida) yang dapat membunuh hama pertanian, seperti:
  • Bioinsektisida Baculovirus, digunakan untuk memberantas juga mematikan hama tanaman budidaya, seperti serangga penggerek jagung, kumbang kentang, kutu dan kumbang daun, serta hama pada tanaman kapas. Baculovirus yang tertelan (dimakan) hama/serangga parasit, tidak menyebabkan serangga langsung mati sehingga virus ini dapat ditularkan pada serangga (insekta) lainnya. Akan tetapi, pada saat-saat tertentu, dapat menyebabkan kematian pada serangga-serangga tersebut, sehingga akan terjadi kematian serangga secara massal (banyak);
  • Bakteri minum es yang berasal dari keturunan Pseudomonas syringae, yang digunakan untuk menangkal hama pertanian;
  • Dalam pengendalian jumlah hama di suatu lingkungan ekosistem alam, dapat menyemprotkan feromon insekta (serangga) yang telah dimanipulasi menggunakan rekayasa genetika pertanian. Feromon adalah substansi kimiawi yang dikeluarkan oleh organisme tertentu untuk tujuan komunikasi dengan sesamanya dalam satu spesies yang sama. Adanya feromon yang dimanipulasi tersebut diharapkan dapat menurunkan jumlah populasi hama dengan cara menghambat kehadirannya dalam suatu areal pertanian, atau menjadikan hama tidak berhasil kawin di dalam komunitasnya, sehingga akan mengurangi jumlah hama dari satu generasi ke generasi berikutnya;
Demikianlah informasi tentang mikroorganisme pembasmi hama tanaman (biopestisida/agen hayati), semoga informasi di atas dapat memberikan tambahan pengetahuan baru untuk rekan-rekan petani semuanya. 

Artikel Terbaru

Mikroorganisme Pembasmi Hama Tanaman (Biopestisida)
4/ 5
Oleh

Hallo Sobat Petani

Suka dengan Artikel di Atas? Silakan Berkomentar

4 komentar

November 29, 2017 at 1:50 PM Delete

Merk dagang dari bakteri tsb apa ya ? Artikel ini sih untuk konsumsi orang pinter jk utk petani blas gk ngerti

Reply
avatar
December 8, 2017 at 9:07 AM Delete

bersabar pak dalam menuntut ilmu... iya pak semakin hari perkembangan IPTEk dan dunia pertanian semakin berkembang pesat. Semoga ke depan lebih mudah dipahami oleh kita petani pemula. Terimakasih sudah bersedia membaca artikelnya. salam kenal ya pak Abda Miysah.

Reply
avatar
December 8, 2017 at 9:09 AM Delete

Iya pak. Terimakasih sudah bersedia membaca artikel saya. Di pertanian modern di Amerika dan Eropa sudah menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis untuk pembasmian hama. Kristal BT banyak dijual di pasaran/toko pertanian tersertifikasi. Semoga bermanfaat ke depannya bagi petani di Indonesia.

Reply
avatar